Sabtu, Desember 29, 2007

Kerukunan Antar Umat Beragama (Bagian 2)

Belum lagi reda kekagetan saya akan kejadian di Kampung Duri, Jakarta, kembali saya dikagetkan dengan berita tentang perusakan Mesjid di Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Empat hari setelahnya, yaitu tanggal 22 Desember 2007, Mesjid Al Istiqomah di Desa Cadasari, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, juga dirusak oleh sekelompok massa.
Pondok Pesantren Miftahul Huda di Kampung Jaha Desa/Kecamatan Baros, Serang, Banten, dihancurkan dan dibakar ratusan warga.
Alasan utama tindakan anarkis tersebut karena dugaan ajaran sesat atau menyesatkan.

Salah satu aliran yang dianggap sesat adalah Jemaat Ahmadiyah, yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad tahun 1889 di Qadian, Punjab, India.
Saat ini, jumlah jemaat ini telah mencapai 150 juta orang yang tersebar di 185 negara. Di Indonesia, organisasi ini telah berbadan hukum berdasarkan SK Menteri Kehakiman RI tahun 1953. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menfatwakan bahwa aliran Ahmadiyah menyimpang dari ajaran Islam.

Kembali saya tegaskan bahwa saya tidak bermaksud membahas kasus yang terjadi di Kuningan, Majalengka, ataupun di Serang Banten, melainkan masalah kerukunan antar umat beragama.
Kedua kelompok, yaitu kelompok Ahmadiyah yang dianggap "sesat" dan kelompok yang merasa "tidak sesat" walaupun melakukan tindakan anarkis, adalah umat yang beragama, mengapa tidak bisa hidup berdampingan dengan rukun?
Meski saya menggunakan istilah sesat untuk membedakan kedua kelompok tersebut, namun saya tidak tertarik untuk membahas lebih jauh soal sesat atau tidak sesatnya suatu aliran.
Yang membuat saya tertarik ingin tahu adalah tindakan anarkis yang dilakukan sekelompok orang, yang mestinya adalah umat yang beragama, yang mestinya juga "tidak sesat", tega merusak tempat ibadah, yang seyogyanya adalah Rumah Tuhan.
Apakah memang ada agama yang mengijinkan umatnya melakukan tindakan pengerusakan seperti ini?
Jika tidak ada, berarti kelompok yang melakukan tindakan tersebut bukan mengatas-namakan agama. Lalu, atas kepentingan siapa?

Mari kita berhayal, seandainya kelompok yang tidak sesat berkenan secara bersama-sama turut menjaga tempat ibadah dari kelompok yang dianggap sesat agar terhindar dari pengerusakan, maka semestinya kerukunan akan tercipta, sehingga umat dapat memuliakan Allah sebagaimana mestinya tanpa ada rasa was-was lagi.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

TUHAN Mengajarkan Kita untuk saling Mengasihi & Menyayangi dengan tujuan untuk Kebaikan juga Keselamatan Kita semua, Mengertikah Kita ini ? Apakah tujuan TUHAN disalahgunakan oleh TUHAN ? Apakah TUHAN salah Mengajarkan pada Kita ? Apakah TUHAN meinginkan kehancuran & malapetaka bagi Kita ? Apakah ILMU TUHAN seperti itu ? Dimana Hati & Akal Sehat Kita ? Mana Arti Hidup & Kehidupan itu ? Sungguh TUHAN Maha Pengasih & Penyayang pada semua Hamba-NYA.

Sandy Kusuma mengatakan...

Iya, tentu akan banyak manfaatnya jika kita lebih mendalami arti "saling mengasihi dan menyayangi" itu.
Terhadap yang bersalah sekalipun, Tuhan Maha Mengampuni...

Anonim mengatakan...

Salam to SK ...


Ya memang Manusia boleh salah ...

Tetapi bagaimana jika Manusia itu salah ILMU ... Apakah TUHAN Bertanggung Jawab bila Manusia salah ILMU ?
Apakah ILMU TUHAN itu menyesatkan/menyengsarakan Ciptaan NYA ?
Apakah Tujuan TUHAN Mengajari Manusia dengan ILMU NYA ?
Siapa yang bertanggung jawab pada salah & kesalahan ?
Bukankah Langit & Bumi bukti dari Kasih Sayang TUHAN ?
Sungguh ILMU TUHAN & Kasih Sayang TUHAN ada pada Kita semua.

Belajar dari salah atau kesalahan adalah Tujuan Hidup untuk mendapatkan suatu Kehidupan ... Sungguh Kasih Sayang TUHAN lebih dekat daripada azab NYA ...
Tujuan Hidup adalah Hidup dengan Tujuan = ILMU TUHAN MENYELAMATKAN KITA SEMUA.

Manusia boleh salah tapi jangan salah ILMU ... bukan hanya tulisan & bacaan tetapi Keyakinan di dalam Hati ... bukan sekedar fisik/kwantitas tapi ISI/Kwalitas juga ... Sifat, Perkataan & Perbuatan = Essensi, Subtansi & Eksisitensi = Yang Lalu, Sekarang & Akan datang ... Tak bisa Kita bohongi Diri Kita sendiri karena ada TUHAN PENGASIH & PENYAYANG ...
Siapa yang membohongi Kita ?
Siapa yang menipu Diri Kita ?
Siapa Sesungguhnya Diri Kita ?

Mudah mudahan ada Hikmahnya bagi Kita semua ...


ASA - Wasalam.

Sandy Muda

Sandy Muda
Seperti apa aku jadinya nanti?